Friday, 18 August 2017

1.4. Remaja yang Kekurangan Akar Kebajikan


Bimbingan dari Master Yin Guang
1.4. Remaja yang Kekurangan Akar Kebajikan      

Ketika berusia 32 tahun, Master Yin Guang menginap di Vihara Yuan Guang di Beijing, suatu hari beliau bersama dengan seorang Bhiksu lainnya, berjalan-jalan di dekat vihara, melihat seorang remaja yang berusia 15-16 tahun, mengemis di jalanan. Remaja ini segera mendatangi mereka dan berkata pada Master Yin Guang : “Guru, beramallah, berilah saya sedikit uang!”

Master Yin Guang berkata : “Kalau kamu mau melafal sepatah “Namo Amituofo”, saya akan memberimu satu sen”.

Remaja itu melotot pada Master Yin Guang : “Tidak mau!”

Melihat keadaan ini, Master Yin Guang berkata lagi : “Kalau kamu mau melafal 10 kali “Namo Amituofo”, saya kasih kamu 10 sen”.

Remaja itu membelalakkan mata seakan-akan tak percaya, pandangannya tertuju pada Master Yin Guang, namun juga tidak sudi melafal.

Kemudian Master Yin Guang mengeluarkan seluruh uang dari kantong kainnya, seluruhnya berjumlah lebih dari 400 sen. Lagi-lagi dia berkata pada remaja itu : “Kalau kamu mau melafal Amituofo satu kali saja, saya kasih kamu satu sen. Kamu boleh melafal sebanyak yang kamu mau, sampai seluruh uang di kantong kain ini menjadi milikmu semuanya”. 

Mendengar ucapan Master, remaja ini mendadak menangis tersedu-sedu, oleh karena dia sangat menginginkan uang, tetapi dia sangat tidak sudi melafal Amituofo.

Dari pengalaman ini, Master Yin Guang menyadari, untuk menghendaki sepatah Amituofo dilafal keluar dari mulut seorang anak remaja yang kekurangan akar kebajikan, ternyata sedemikian sulitnya. 

Master Yin Guang menggeleng-gelengkan kepalanya, menghela nafas panjang : “Ah, anak ini sungguh kekurangan akar kebajikan!”

Akhirnya Master Yin Guang mengeluarkan satu sen dari kantong kainnya, lalu diberikan kepada remaja itu, barulah berjalan pulang ke vihara.

Guru Sesepuh kedua Aliran Sukhavati, Master Shandao, juga pernah menggunakan uang untuk menuntun anak-anak agar mau melafal Amituofo, sehingga seluruh penduduk kota tempat kediaman Master Shandao, setiap orang juga suka melafal Amituofo, akhirnya banyak praktisi pelafal Amituofo yang meraih keberhasilan. 

Tetapi untuk membimbing supaya setiap insan juga ikut melafal Amituofo, bukanlah hal yang gampang, ada orang yang begitu mendengar lafalan Amituofo merasa bersukacita, sebaliknya ada orang yang mendengar lafalan Amituofo malah timbul rasa benci. 

“Sutra Usia Tanpa Batas” menyebutkan bahwa perbedaan ini dilihat dari apakah orang ini pada masa kehidupan lampaunya, ada atau tidak, menanam akar kebajikan dan berkah kebajikan.

Maka itu tampaknya melafal sepatah Amituofo adalah begitu gampangnya, tetapi bukan setiap orang memiliki akar kebajikan sehingga mau melafal Amituofo.

Demikian pula ketika menghadapi seseorang yang tidak mampu melafal keluar sepatah Amituofo, meskipun Bodhisattva yang datang menjelma menjadi seorang Bhiksu senior, juga hanya sanggup menggelengkan kepala dan menghela nafas panjang! 

Penulis : Venerable Shi Jian-wen



缺乏善根的少年
印光大師三十二歲的時候,在北京圓廣寺挂單,有一天他跟一位法師到寺院的附近散步,看見一個年約十五、六歲的少年,在路上行乞。這位少年看見了他們,就走過來向印光大師說:

「師父行行好!布施我一點錢吧!」

「你念一句『南無阿彌陀佛』,我就給你一文錢。」大師說。

少年瞪大眼睛看著大師,不念!

大師看到這個情形,又告訴他:「你念十句『南無阿彌陀佛』我就給你十文錢。」

少年目瞪口呆,用難以置信的表情看著大師,仍然不念。于是大師將身上所有的錢都掏出來,大概有四百多文錢。他再次對少年說:

「你念一句佛號,我就給你一文錢。你盡管一直念下去,直到這袋錢都給了你為止。」

少年听到大師這么說,突然大哭起來,因為他非常想要錢,卻仍然不肯念佛。

大師体會到一句佛號要從缺乏善根的孩子口中念出來,竟然是那么地困難,他搖搖頭,嘆了一口气:

「唉!這孩子實在太缺乏善根了!」

大師從錢袋中拿出一文錢,給了這位少年,然后就回去了。

淨土宗第二代祖師善導大師曾經用金錢引導鄰里的小孩念佛,使得善導大師所居之城人人念佛,后來很多人念佛成就。但是要引導人人念一句佛號并不是那么容易, 有些人听到佛號感到歡喜,有些人听到佛號卻很厭惡。《無量壽經》說這种差別全看前世是否曾种善根、福德。所以一句佛號雖然念起來很簡單,但并非每個人都有 念佛的善根。當事人念不出佛號時,即使是菩薩再來的高僧大德也只能搖頭興嘆了!

原文見《永思集‧印光大師軼事》

釋見文編述