Bimbingan dari Master Yin Guang
2.13. Apakah
serangga merugikan boleh dibasmi?
Ada seorang upasaka
menulis surat kepada Master Yin Guang, dia bertanya apakah hewan buas, ular
berbisa, serangga merugikan, dengan membasmi serangga yang merugikan itu boleh
dikatakan sebagai mewakili penduduk menyingkirkan ancaman bahaya. Master Yin
Guang membantah teori ini, membuat penolakan dengan tegas :
Hewan buas, ular
berbisa, serangga merugikan dikarenakan hati manusia yang jahat, makanya
melakukan perusakan atau melukai manusia. Apabila kita dapat melafal Amituofo
buat mereka, di hati kita muncul niat baik, mereka akan pergi dengan
sendirinya, takkan melukai orang sama sekali, mana boleh dikatakan dengan
membasmi mereka berarti telah membantu penduduk menyingkirkan ancaman bahaya?
Anda mengemukakan
teori begini bisa memancing lebih banyak orang menciptakan karma pembunuhan,
sehingga kelak selama kelahiran demi kelahiran harus menderita akibat karma
membunuh. Anda belajar Buddha Dharma dan mengamalkan sila tidak membunuh,
tetapi malah mengemukakan teori yang memuakkan seperti ini, apabila tidak
bertobat, pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Tempo dulu ada
seorang yang bernama Long Zi-xiu, dia menjadi bupati di sebuah tempat di
Jiangbei, ada seorang warga datang melapor bahwa tanaman padi penduduk diserang
belalang, rakyat mengalami penderitaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata,
memohon pada bupati agar membantu rakyat menyingkirkan ancaman bahaya.
Long Zi-xiu segera
turun ke lapangan memeriksa kejadian tersebut, sesampainya di lahan yang
dilanda musibah tersebut, permukaan tanah yang dipijak sepasang kakinya,
rasanya agak berlainan, longgar dan lembek. Tetapi tidak menemukan jejak
belalang, lalu bertanya pada warga : “Di mana hama belalang?”
Warga menjawab :
“Di bawah pijakan kaki kita!”
Long Zi-xiu
mengamati dengan seksama, di permukaan tanah ada beberapa inci tebalnya,
beberapa li luasnya, belasan li panjangnya, dipenuhi Pupa belalang yang masih
belum tumbuh sayapnya, kelak Pupa ini akan berubah jadi belalang, dikhawatirkan
dapat menutupi hamparan sinar mentari.
Long Zi-xiu panik
sampai tidak mampu berkata apa-apa, dia mengaku tidak berdaya menangani bencana
begini, makanya bersujud di permukaan tanah, dengan tulus memohon pada Langit
dan Bumi, supaya musibah hama belalang dapat berakhir, rakyat dapat melanjutkan
kehidupan seperti biasanya.
Setelah melewati
2-3 jam kemudian, Langit menurunkan hujan lebat dan petir, seluruh Pupa belalang
hanyut mengikuti siraman air hujan.
Ini merupakan kisah
mukjizat dimana manusia tidak sanggup menangani musibah, sehingga memohon pada
Langit agar mengulurkan tangan membantu membasmi hama.
Andaikata saat itu
Long Zi-xiu menyuruh orang menggunakan api untuk membakar hama belalang atau
menggunakan tanah mengubur belalang, hasilnya mungkin tidak sebesar begini.
Ada pula seorang
gadis kecil, membeli sebuah alat tembak lalat, begitu ada lalat dia langsung menembak,
semakin ditembak, lalat muncul kian banyak jumlahnya, akhirnya seluruh ruangan
rumah dipenuhi lalat.
Nenek gadis kecil
ini adalah seorang praktisi pelafal Amituofo, dia membuka jendela, melafal
Amituofo dengan suara nyaring, mempersilahkan lalat keluar dari rumah, ternyata
lalat satu persatu meninggalkan rumah.
Gadis kecil ini
memiliki akar kebajikan, melihat bahwa melafal Amituofo dapat membuat lalat
pergi dari rumah, jadi menghentikan menggunakan alat tembak. Kalau bukan
demikian, maka setiap hari dia menciptakan karma pembunuhan, usianya juga akan
kian berkurang.
Sedangkan kisah
mengenai Sun Shu-ao yang membunuh ular berkepala dua, tidak boleh diteladani,
oleh karena belum tentu setiap orang bisa seperti Sun Shu-ao yang memiliki niat
bajik sedemikian rupa, kalau bukan berniat baik, membunuh ular adalah menciptakan
karma membunuh, hal ini dapat mengajari orang lain menciptakan karma
pembunuhan.
Lagi pula ular
berkepala dua adalah hewan langka, makanya setelah Sun Shu-ao membunuhnya lalu
menguburnya, supaya orang lain jangan dilukai ular ini, maka mungkin saja
takkan muncul lagi ular kepala dua lainnya.
Tetapi hewan buas,
ular berbisa, belalang dan serangga lainnya, bukanlah dengan cara membunuh maka
dapat menyingkirkan ancaman bahaya buat selamanya, semoga praktisi sekalian
dapat membangkitkan hati maitri karuna, bersama-sama melafal Amituofo, maka
para makhluk ini pasti akan merasakan mukjizatnya, dengan sendirinya akan
pergi, takkan melukai manusia.
“Sutra Pintu
Universal (Pu Men Pin)” menyebutkan bahwa : “Apabila dikepung hewan buas,
bertaring tajam dengan cakar yang menyeramkan, dengan melafal nama Bodhisattva
Avalokitesvara, mereka segera menjauh. Ular berbisa dan kalajengking, menyemburkan
asap beracun, dengan melafal nama Bodhisattva Avalokitesvara, setelah mendengar
suara lafalan, mereka segera kembali ke tempat asalnya”.
Dapat dilihat bahwa
makhluk hidup dapat terpengaruh oleh kekuatan kebajikan. Anda tidak tahu fakta
dari sebuah kejadian, lalu mengucapkan teori yang mencelakai diri sendiri dan
orang lain, kalau tidak menjelaskan pada dirimu, maka makhluk hidup yang kamu celakai
kelak akan menjadi musuhmu.
Penulis : Venerable Shi Jian-wen
害虫該殺嗎?
有位居士寫信給印光大師,他提出猛獸、毒蛇、蝗虫之類都是害虫,殺害這些虫可以說是為民除害。大師針對此言論,作了嚴厲的駁斥:
猛獸、毒蛇、蝗虫之類都是因為感應到人心凶惡,才傷害人類。如果我們能夠對它們念佛,心中生起善念,他們一定會自動离開,不會傷害任何人,哪能說殺它們是為民除害呢?你說這种言論會引發人造殺業,將來永生永世必受被殺的業報。你學佛受持不殺生戒,而說如此可惡的言論,如果不忏悔,必然會遭到天譴。
從前,有一個人名叫龍梓修,他在江北的某個地方作知縣,有位縣民前來呈報,說明農作物深受蝗虫之害,人民苦不堪言,請知縣查驗并代為除災。龍梓修親自到場查看,到了災區之后,雙腳所站的地方,只覺得异常松軟。但卻不見蝗虫的蹤跡,問人民:“蝗虫在哪里?”人民回答說:“我們腳底下所踏的都是!”龍梓修仔細一看,地面上有好几吋厚,好几里寬,十多里長,盡是未長翅膀的蝗虫蛹,他日這些蛹變成蝗虫,恐怕足以遮蔽天日。龍梓修嚇得說不出話來,自認為無法處理這樣的災害,因此跪倒在地,至誠祈拜天地,讓蝗虫滅亡,人民可以繼續生活下去。經過兩三個小時,天空下起一場大雷雨,蝗虫蛹隨着雷雨而滅亡。這是人沒有辦法解決的災害,而求天相助滅虫的一大感應事跡。如果龍梓修命人用火燒或用土埋蝗虫,也不一定會有這么大的力量。
又有一個小女孩,買了一只蒼蠅拍,看見蒼蠅就拍,越拍蒼蠅出現得越多,后來整間屋子都飛滿蒼蠅。小女孩的祖母是個念佛人,她打開窗戶,大聲念佛請蒼蠅出去,果然蒼蠅相繼离去。這小女孩頗有善根,看見念佛可以使蒼蠅自動飛走,便停止再殺害蒼蠅。否則她天天造下殺業,自己的壽命也會漸漸減損。
至于孫叔敖殺兩頭蛇的事情不可以學,因為并非人人都有他這樣的存心与善念,如果不是心存好意,殺蛇就是造殺生罪業,這件事就會教人造殺生罪業。而且雙頭蛇是罕見的動物,所以孫叔敖殺了它,將它埋起來,不想再讓其他人受害,它可能不再出現。但是猛獸、毒蛇、蝗虫之類的生物,不是殺了它們就能永除禍患,希望大家能發慈悲善心,一同念佛,這些動物一定能有所感應,會自動离去,不會傷害任何人。
《普門品》中說:“若惡獸圍繞,利牙爪可怖,念彼觀音力,疾走無邊方。蚖蛇及蝮蝎,气毒煙火然,念彼觀音力,尋聲自回去。”可見動物是可以透過善力感化的。你不知道事情的真相,而說這种害人害己的极重惡話,如果再不為你說破,未來你所遇到的眾生都會變成是你的冤家。這些話不可再亂說了。
《印光大師文鈔三編》上冊,頁一七三
釋見文編述