Petikan
Ceramah Master Yin Guang 20
Kebencian,
yaitu ketika melihat hal yang tidak mengena di hati dan timbul kebencian. Orang
kaya kebanyakan memiliki kebencian hati yang berat. Oleh karena segala sesuatu
berjalan sesuai dengan keinginan, ada pelayan yang meladeni segala
keperluannya. Bila ada sedikit saja kejadian yang tidak sesuai dengan
keinginannya, maka amarahnya langsung meledak.
Kalau
emosinya terkategori ringan masih lumayan, cuma mengeluarkan kata-kata makian
yang tidak enak didengar, kalau terkategori berat maka dia akan mengeluarkan
cambuk lalu memukuli orang. Asalkan diri sendiri merasa nyaman sudah boleh, tak
peduli apakah orang lain hatinya terluka atau tidak.
Selain
itu, emosi yang meledak-ledak tiada gunanya bagi orang lain, hanya merugikan
diri sendiri. Kerugian yang ringan adalah hati jadi galau dan pikiran jadi
kacau, kerugian berat adalah liver dan mata jadi terluka. Hendaknya menjaga
hati senantiasa harmonis dan bersemangat, penyakit akan sirna, berkah dan usia
akan bertambah.
Pada
jaman dahulu kala di India terdapat seorang raja yang bernama Raja Agnidatta, sepanjang hidupnya meyakini Buddha Dharma,
menjalankan Lima Sila. Saat menjelang ajal oleh karena dayang-dayangnya
menggunakan kipas untuk mengusir lalat, lama kelamaan dayang-dayangnya mulai
letih dan mengantuk, sehingga lalat hinggap di wajah raja.
Oleh
karena alasan inilah, raja jadi tidak nyaman dan muncul kebencian di hatinya,
lalu menghembuskan nafas terakhir. Justru dikarenakan sebersit niat pikiran
yang terakhir adalah kebencian hati, akhirnya jatuh ke Alam Binatang menjadi
Ular Piton.
Oleh
karena pada masa kehidupan lampaunya mempunyai kekuatan berkah kebajikan, masih
dapat mengetahui penyebab dirinya jatuh ke Alam Binatang menjadi Ular Piton. Kemudian
dia memohon pada Sramana agar menceramahkan padanya tentang Visudhi Trisarana
dan Lima Sila. Sekejab kemudian dia berhasil terlepas dari tubuh Ular Piton dan
terlahir ke Alam Surga.
Dari
sini dapat diketahui betapa besarnya bahaya yang ditimbulkan oleh kebencian
hati.
“Avatamsaka
Sutra” menyebutkan bahwa sebersit niat kebencian hati muncul, jutaan pintu
rintangan terbuka. Praktisi senior jaman dulu berkata : Kebencian adalah api di
lubuk hati, dapat membakar rimba jasa kebajikan; bila ingin melatih Jalan
Bodhisattva, dengan kesabaran melindungi diri dari munculnya kebencian hati.
Tathagata
mengajari makhluk yang diliputi kebencian untuk melakukan perenungan Maitri
Karuna, oleh karena semua makhluk merupakan ayahbunda kita dari masa kehidupan
lampau, para Buddha di masa mendatang.
Oleh
karena merupakan ayahbunda kita dari masa kehidupan lampau, hendaknya mengingat
budi kebajikan mereka pada masa kehidupan lampau, yang telah melahirkan, mendidik
dan membesarkan diriku, merasa malu tidak sanggup membalas budi. Mana boleh
gara-gara sebuah hal sepele yang tidak sesuai keinginan hati, lantas mengumbar
amarah?
Oleh
karena semua makhluk adalah para Buddha masa mendatang, kelak pasti
menyelamatkan makhluk yang tak terhitung jumlahnya. Andaikata saya masih belum
sanggup mengakhiri samsara, maka saya berharap Dia datang menyelamatkan diriku.
Manalah berani karena secuil hal yang tidak sesuai keinginan, lantas
muncul kebencian hati? Walaupun harus kehilangan nyawa sekalipun juga hanya
bisa membangkitkan hati suka cita, takkan timbul kebencian hati.
Maka itu Bodhisattva dalam bersumbangsih, adalah memandang orang yang
datang memohon pertolongan padaNya sebagai Kalyanamitra Sejati, memperlakukannya
sebagai orang yang berjasa, memiliki pemikiran bahwa mereka datang untuk
membantu diriku menyempurnakan Jalan KeBodhian tertinggi tiada taranya.
Serupa dengan lautan luas, ratusan aliran air yang bermuara ke laut,
tiada satupun yang tidak diterimanya. Serupa dengan permukaan tanah yang
menyangga segalanya, Langit dan Bumi takkan karena berjasa bagi kehidupan
sehingga merasa telah berbuat baik.
Apabila diriku ini karena hal sepele sehingga timbul kebencian hati,
bukankah ini berarti hati sendiri yang sempit, kehilangan karakter diri?
Meskipun di dalam diri kita memiliki Hati KeBuddhaan, namun dalam keseharian
kita bertindak menuruti perasaan emosional. Menganggap yang palsu sebagai yang
sejati, menempatkan budak sebagai majikan.
Jika selalu melakukan perenungan sedemikian rupa, maka kita merasa
begitu malu. Bila dalam keseharian dapat melakukan perenungan begini, maka hati
pun jadi lapang, tidak ada yang tidak sanggup dimaafkan. Memandang segala
sesuatu adalah setara dengan diriku, takkan membeda-bedakan lagi antara saya
dan dia. Ketika kondisi yang tidak menyenangkan muncul akan diterima dengan
batin seimbang, apalagi hal sepele yang tidak sesuai dengan keinginan, apa
perlu timbul kebencian hati?
圓濤法師白話譯/王勇恭誦
乙、明對治習氣
白話譯文:
○ 100.瞋心,就是看到不順心的境界而生起嗔恨之心。富貴人多數瞋恚心重。因為事事如意,有人侍奉服務。稍微有一點違忤之事就會生起瞋恨心,發脾氣。輕的說些難聽的話,重的就會用鞭子棍子打人。只要自己舒服就行,不管別人傷不傷心。另外,瞋心一起對別人沒好處,對自己也有害處。輕的會感到心煩意躁,重的會使肝目受傷。必須讓心中常有一團太和元氣,那麼疾病消除,福壽增加。曾經古印度有位阿耆達王,他一生奉守佛法,堅持五戒。臨終時因為侍者拿著白拂驅趕蒼蠅,時間長了侍者有點昏沉疲倦,讓白拂掉到阿耆達王的臉上。于是他心生瞋恨,隨即命終。就是因為這一念嗔恨心的緣故,于是受蟒蛇之身。因為他過去世有福德力,還能知道自己墮落蟒蛇的原因。于是求助沙門給他說三皈五戒。隨即他脫離蟒蛇之身,生於天上。由此可以知道瞋心的害處非常大。《華嚴經》說:一念瞋心起,百萬障門開。古大德說:瞋是心中火,能燒功德林;欲學菩薩道,忍辱護瞋心。如來讓多瞋眾生作慈悲觀,因為一切眾生都是我們過去父母、未來諸佛。既然是過去父母,則當念過去世他對我的生育恩德,慚愧不能酬報。哪能因為一點小不如意便懷憤怒呢?既然一切眾生是未來諸佛,將來必當廣度眾生。如果我的生死不了,我尚且希望他來度脫我。怎麼敢因為一點點不如意的事情就生瞋恚心呢?即便是喪身失命,也只有生歡喜心,不生瞋恨心。所以菩薩舍頭目髓腦時,都是把來求自己的人看作善知識,當做恩人,有他們來成就我無上菩提道的想法。你看看《華嚴經?十回向品》自然會知道。另外我們的一念心性與佛無二無別。只因為我們迷背了本心,執著地堅持自己的見解。那麼一切因緣之法全部看成對待之法。好像箭靶子既然樹立,萬箭便有了齊發的目標。假如知道我們的真心原本就是佛心,佛心空無所有。好像和虛空一樣,森羅萬象無不包括。也和大海一樣,百川眾流無不納受。像天空普遍覆寫一切,像大地均等地擎持萬物,天地不以普蓋均擎自認為有德行。我如果因為小的拂逆便生瞋恚心。難道不是自己縮小心量,自己喪失了品德。雖然我們具有佛心理體,然而我們起心動念全屬於凡情用事。把假的看成真的,將奴僕當成主人。能這樣多想想,我們是多麼慚愧啊。如果在平常的時候,經常能這樣想。就會心量廣大,無所不容了。萬物和我等同看待,不再區分彼此。逆來尚切能順受,何況小小的不如意,便去生瞋恚心呢?【雜著】四四
原文:
● 100.瞋者,見境而心起忿憎之謂。富貴之人,每多瞋恚。以諸凡如意,需使有人。稍一違忤,即生瞋怒。輕則惡言橫加,重則鞭杖直撲。唯取自己快意,不顧他人傷心。又瞋心一起,於人無益,於己有損。輕亦心意煩躁,重則肝目受傷。須令心中常有一團太和元氣,則疾病消滅,福壽增崇矣。昔阿耆達王,一生奉佛,堅持五戒。臨終因侍人持拂驅蠅,久之昏倦,致拂墮其面。心生瞋恨,隨即命終。因此一念,遂受蟒身。以宿福力,尚知其因。乃求沙門,為說歸戒。即脫蟒身,生於天上。是知瞋習,其害最大。《華嚴經》云:一念瞋心起,百萬障門開。古德云:瞋是心中火,能燒功德林;欲學菩薩道,忍辱護瞋心。如來令多瞋眾生作慈悲觀者,以一切眾生,皆是過去父母、未來諸佛。既是過去父母,則當念宿世生育恩德,愧莫能酬。豈以小不如意,便懷憤怒乎?既是未來諸佛,當必廣度眾生。倘我生死不了,尚望彼來度脫。豈但小不如意,不生瞋恚。即喪身失命,亦只生歡喜,不生瞋恨。所以菩薩舍頭目髓腦時,皆於求者,作善知識想,作恩人想,作成就我無上菩提道想。觀《華嚴·十回向品》自知。又吾人一念心性,與佛無二。只因迷背本心,堅執我見。則一切諸緣,皆為對待。如射侯既立,則眾矢咸集矣。倘能知我心原是佛心,佛心空無所有。猶如虛空,森羅萬象,無不包括。亦如大海,百川眾流,無不納受。如天普蓋,似地均擎,不以蓋擎自為其德。我若因小拂逆,便生瞋恚。豈非自小其量,自喪其德。雖具佛心理體,其起心動念,全屬凡情用事。認妄為真,將奴作主。如是思之,甚可慚愧。若於平時,常作是想。則心量廣大,無所不容。物我同觀,不見彼此。逆來尚能順受,況小不如意,便生瞋恚乎哉?【雜著】四四